Bisnis Tanpa Suap, Mungkin?


http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/14/15514052/Bisnis.Tanpa.Suap..Mungkin..

Pertanyaan itu mungkin mencuat di benak para pelaku usaha di tengah-tengah tekanan publik dan LSM terhadap pemangku kepentingan agar mampu menciptakan tata pemerintahan yang baik. Mungkinkah berbisnis tanpa suap?

Suap, bagi sebagian pelaku usaha, memang menjadi alat untuk membantu kelancaran kegiatan usaha mereka. Suap misalnya dilakukan untuk memeroleh: izin ekspor/impor, kontrak, tender publik, dan lainnya.

Ketika pertanyaan ini dilontarkan kepada Wakil Ketua Kadin Indonesia bidang Corporate Governance dan Etika Bisnis Mas Achmad Daniri, jawabannya tegas. "Mungkin," katanya.

Menurut dia, salah satu faktornya adalah semakin derasnya produk-produk China yang masuk ke Tanah Air. "Suap hanya membuat biaya produksi menjadi semakin tinggi," ujarnya, Kamis (14/1/2010) di Jakarta.

Achmad menambahkan, saat ini Kadin Indonesia tengah melakukan kampanye antisuap. Kampanye ini dimotori oleh Kadin Jakarta. Pada acara Pemantapan Komitmen Bersama Melawan Suap, Ketua Kadin Jakarta Eddy Kuntadi mengatakan, pemberantasan suap bukan hanya tugas lembaga legislatif, eksekutif, dan yudikatif, tetapi juga masyarakat sipil, termasuk para pelaku usaha.

"Pelaku bisnis harus mampu bersinergi dengan komponen bangsa lainnya dalam menciptakan iklim usaha yang bersih dan transparan," ujarnya.

Penciptaan iklim usaha yang bersih di Indonesia dapat terlaksana, walaupun membutuhkan waktu. "Hal yang terpenting, mulailah dari diri kita sendiri," ujar Achmad.

Selain mendorong para pelaku usaha, Kadin juga tengah merangkul perusahaan-perusahaan besar untuk menandatangani pakta antisuap. Hasilnya, 51 perusahaan bersedia menandatanganinya. Dari 51 perusahaan, 48 di antaranya adalah perusahaan besar, seperti PT Recapital dan Chevron Indonesia.

Ketua Pokja Bisnis Tanpa Suap Tim-A Ai Mulyadi Mamoer mengatakan, hal utama yang harus diingat pelaku usaha yang hendak memulai bisnis tanpa suap adalah pemahaman bahwa nama baik dan kemajuan usaha erat kaitannya dengan nilai-nilai yang melekat pada perusahaannya. "Siapa yang mau berbisnis dengan perusahaan yang identik dengan suap?" ujarnya.

Selain itu, perusahaan berpredikat antisuap pun tidak memiliki peluang kemungkinan terlibat kasus-kasus hukum dan kehilangan izin usaha. "Reputasi dan kredibilitas baik akan menjadi daya tarik yang lebih bagi calon pembeli," tambahnya.

Pemulihan Ekonomi 2010 Sangat Rentan

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/15/0749170/Pemulihan.Ekonomi.Tahun.2010.Sangat.Rentan

Ekonomi Indonesia tahun 2010 diprediksi tumbuh 5,7 persen, lebih tinggi dari 2009 yang hanya 4,4 persen. Namun, pertumbuhan itu sangat bergantung pada dana spekulatif berjangka pendek, utang berbunga tinggi, dan kenaikan harga komoditas.

Oleh karena itu, kata pendiri Econit, Rizal Ramli, dalam diskusi terbatas ”Proyeksi Ekonomi 2010: Tahun Penentuan”, Kamis (14/1) di Jakarta, hal itu akan membuat pemulihan ekonomi Indonesia 2010 sangat rentan.

Dia menjelaskan, penuntasan masalah dana talangan Bank Century menjadi kunci untuk mengembalikan kepercayaan bahwa Indonesia konsisten menegakkan hukum. ”Hambatan lain adalah rendahnya daya saing,” kata Rizal.

Pertumbuhan ekonomi 2010 yang diprediksi 5,7 persen, menurut Rizal, relatif rendah dibandingkan dengan potensinya. Selain itu, pertumbuhan itu berkualitas rendah karena didorong konsumsi, kenaikan harga komoditas, utang berbiaya tinggi, banjirnya dana spekulatif jangka pendek, dan hot money.

Kinerja ekspor diperkirakan tumbuh 9 persen, tetapi hanya didominasi komoditas primer, seperti minyak dan gas, batu bara, serta logam.

Perdagangan bebas

Dengan berlakunya Perjanjian Perdagangan Bebas ASEAN-China, kata Rizal, akan terjadi percepatan impor barang konsumsi. ”Deindustrialisasi berlanjut dan mendorong perlambatan pertumbuhan impor bahan baku dan mentah,” kata dia.

Percepatan deindustrialisasi dan kian ketatnya persaingan di era pasar bebas ASEAN-China akan menghambat pemulihan berbagai sektor ekonomi. Ini karena persoalan daya saing.

”Untuk membangun industri kompetitif butuh perbaikan infrastruktur, membangun industri olahan dan komponen produksi, suku bunga dan nilai tukar rupiah jangan terlalu kuat, tingkatkan produktivitas,” ujar dia.

Direktur Eksekutif Econit Advisory Group Hendri Saparini mengatakan, keputusan Indonesia mempercepat liberalisasi tak diikuti penyiapan ekonomi untuk memasuki kompetisi yang makin ketat. Padahal, semua negara yang berhasil membangun industri kompetitif dan produktif, strategi dan kebijakan industri menjadi salah satu prasyarat wajib.

Hal itu jadi referensi bagi pembangunan industri utama dan penyiapan industri pendukung, yang jadi landasan pemerintah dalam menjalin kerja sama. ”Tanpa ada referensi, akan terjadi banyak urutan prioritas kebijakan yang salah,” kata dia.

Dia menegaskan, keputusan mendahulukan liberalisasi sektor keuangan tanpa menunggu kesiapan sektor riil adalah salah langkah. ”Gejolak indikator finansial akan mengganggu kinerja sektor riil,” ujar Saparini. (EVY)

distro,tidak takut dengan FTA

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2010/01/05/09024110/Distro..Tidak.Takut.dengan.FTA

Puluhan pembeli berjubel memenuhi toko berukuran sekitar 4 x 15 meter. Di luar, di depan pintu masuk, belasan calon pembeli antre dengan wajah cemas. Mereka khawatir kehabisan stok clothing yang akan dibeli.

Itulah pemandangan utama yang terlihat di Distro Ouval Research, Jalan Sultan Agung, Bandung, Sabtu (2/1/2010). Saking banyaknya calon pembeli, sementara kapasitas ruangan kurang memadai, satpam setempat terpaksa melakukan buka tutup .

Selama sebulan terakhir ini, Ouval yang memiliki tujuh cabang (toko) dan ratusan distributor di seluruh Indonesia ini tengah mengadakan pesta diskon hingga 70 persen. Tidak ayal, para penggemar fanatik produk mereka maupun wisatawan dari Jakarta berbondong-bondong menyerbu toko.

Kondisi tidak jauh berbeda telihat di distro-distro lainnya yang berada di kawasan Jalan Trunojoyo dan Sultan Agung. Di akhir pekan atau liburan panjang, distro hampir selalu penuh sesak pembeli. Menandakan distro telah tumbuh, menjadi tuan rumah di negeri sendiri.

Ketika mayoritas industri garmen di tanah air tengah meradang dilanda kecemasan menyusul pemberlakuan Perjanjian Perdagangan Bebas (FTA) ASEAN-China mulai 2010 ini, mereka yang menggantungkan hidupnya pada usaha distro sama sekali tidak khawatir.

"Soalnya, dengan modal ciri khas dan kualitas, produk kami memiliki pasar tersendiri yang loyal. Buktinya, akhir pekan kemarin toko kami ramai dikunjungi," tutur M. Rizki Yanuar (32), pengusaha distro dan salah satu pendiri Ouval Research. Bahkan, ia percaya, FTA justru memberi hal yang positif, yaitu menurunkan harga bahan baku.

Menurutnya, ciri khas produk dan loyalitas konsumen terbangun berkat dua kunci, yaitu inovasi dan kreativitas. Setiap tahun, puluhan desain baru t-shirt, kemeja, celana, tas, dan aksesoris lainnya diciptakan. Semangat inovasi dan kreatif inilah yang melahirkan nama Research di logo produk mereka.

Setiap desain dibatasi hanya diproduksi maksimal 200 buah demi menciptakan kesan eksklusif. Tidak pasaran seperti produk-produk massal lain, terutama dari China.

Rizki pun merasa bangga, produk-produk yang dibuatnya kini tidak hanya menjadi raja di negeri sendiri. Bahkan, sudah merambah ke negara-negara lain. Misalnya, Malaysia, Singapura, Filipina, dan Jerman.

"Syukurlah, kita sekarang bisa merubah mindseat anak-anak muda sekarang. Tidak seperti di zaman saya dulu yang gandrung dengan produk impor, branded, kini mereka bangga memakai produk dalam negeri," tutur alumnus Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran ini.

Kebangkitan sektor riil

Ketua KICK (Kreative Independent Clothing Kommunity) Tubagus Fiki Satari (33) menuturkan, fenomena pesatnya industri clothing di Bandung adalah contoh dari kebangkitan sektor riil dan usaha kecil menengah.

"Bisnis clothing umumnya tidak dikuasai pemodal besar. Beda dengan FO ( factory outlet ) yang perlu modal besar. Di usaha distro, semangatnya adalah kolaborasi lintas sektor. Mulai dari desain, produksi, dan distribusi bisa dikerjakan beda orang," tutur pendiri Distro Airplane System ini.

Di Indonesia, saat ini terdapat sekitar 1.000 distro, dimana separuh diantaranya ada di Bandung. Industri ini pun menghidupi belasan ribu tenaga kerja. Tidaklah heran jika distro dan clothing sungguh menjadi ikon industri kreatif yang patut dibanggakan warga Bandung!

faKtor yang menjadi daya tarik peMbeli,,


tingginya tingkat persaingan,,serta perubahan dari selera konsumen menyebabkan para produsen harus berfikir keras dan bertindak sekreatif mungkin dalam memasarkan produknya,,agar konsumen menjadi lebih tertarikk,,,
banyak hal yang dapat dilakukan oleh penjual,,misalnya saja dengan melakukan promosi yang menarik,,dengan memberikan variasi penawaran yang menarik bagi konsumen.. banyak jenis media promosi yang dapat digunakan oleh para produsen untuk mengenalkan produk mereka,, misalnya melalui penayangan iklan di tv, melalui media internet,majalah atau surat kabar dll atau dengan mengikuti atau menjadi sponsor suatu acara atau pameran dengan melibatkan tenaga penjual langsung.. pemberian penawaran menarik bisa dengan pemberian bonus atau hadiah,,potongan harga,,

hal lain yang menjadi daya tarik pembeli adalah dengan memberikan kemasan yang menarik pada produk yang ditawarkan,,agar bisa menarik perhatian para konsumen..misalnya dengan variasai atau model produk yang unik dan mudah diingat oleh konsumen

dan hal yang paling utama adalah penetapan harga yang agar dapat dijangkau semua kalangan masyarakat,,

peNgembangan produkk,,


Pengembangan produk adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh perusahaan dalam menyempurnakan produknya agar selalu dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan konsumen yang selalu berubah dari waktu ke waktu,,
tingginya tingkat persaingan , selera konsumen yang terus berubah, teknologi baru, dan daur hidup produk yang semakin singkat tidak memungkinkan perusahaan untuk terus bergantung pada produk yang ada.. Agar dapat bertahan hidup,, perusahaan memerlukan produk baru atau produk yang terus menerus disempurnakan sehingga suatu produk selalu dapat diandalkan perusaahan dalam mempertahankan dan meningkatkan penjualan dan pangsa pasaranya..
( sumber : buku model & strategi pemasaran oleh Arif Isnaini )

Berikut di bawah ini adalah tahapan dalam pengembangan atau penciptaan produk baru :

1. Pencarian Ide Produk

Ide bisa dicari namun terkadang datang dengan sendirinya tanpa diharapkan. Banyak perusahaan yang memiliki bagian atau divisi riset maupun menggunakan jasa pihak luar untuk mencarikan ide segar dan brilian bagi perusahaan. Ide yang dihasilkan haruslah sesuai dengan apa yang telah menjadi tujuan perusahaan.

Ide pun bisa datang dari konsumen yang biasa mengkonsumsi produk perusahaan maupun produk produsen lain yang serupa. Ide pun bisa dicuri dari produsen lain yang berkompetisi dengan kita. Ide memang mahal, kerena tidak sedikit perusahaan yang berani membayat mahal sebuah inovasi baru yang mampu menciptakan keuntungan besar bagi perusahaan.

2. Menyaring Ide Produk

Apabila ide yang didapat banyak jumlahnya maka sebaiknya dilakukan pemilihan ide yang sekiranya patut untuk maju ke langkah selanjutnya. Sesuaikanlah dengan kondisi dan tujuan perusahaan. Ide yang sulit untuk diwujudkan karena dirasa tidak memiliki sumber daya yang dibutuhkan sebaiknya tidak diteruskan demi kebaikan perusahaan.

3. Analisis Bisnis

Perusahaan melakukan berbagai perkiraan estimasi pada produk tersebut mulai dari berapa kira-kira biaya investasi yang dibutuhkan, seberapa besar potensi pasarnya, seberapa besar tingkat penjualannya, dan seberapa banyak laba atau keuntungan yang mungkin diraih perusahaan. Semua itu sebaiknya dilakukan secara ilmiah dan tidak hanya dengan kira-kira saja.

4. Pengembangan Produk

Dari ide yang layak untuk maju ke tahap selanjutnya dibuatkan prototip atau model produk untuk dilakukan uji kelayakan bisnis. Produk diuji coba secara internal baik dilakukan sendiri maupun dilakukan oleh pihak luar perusahaan yang kompeten di bidangnya. Dari contoh produk yang dibuat, jika ada yang dirasa buruk produknya atau akan mengalami kendala produksi di masa depan sebaiknya tidak dilanjutkan atau dilakukan perbaikan dengan kembali ke tahap-tahap sebelumnya untuk diperbaiki.

5. Uji Coba Pemasaran

Produk yang telah lulus uji model prototipe, selanjutnya dilakukan pengujian pemasaran dengan memilih beberapa sampel pasar yang kurang lebih mewakili kondisi segmen pasar yang akan dituju oleh produk perusahaan. Lihat bagaimana reaksi pasar terhadap produk baru tersebut.

Jika hasilnya ternyata positif maka produk tersebut layak untuk lanjutkan ke tahap berikutnya. Sebaliknya apabila ternyata negatif atau mendapat respon yang buruk dari target pasat terbatas maka sebaiknya dilakukan evaluasi kembali atau menggugurkan produk. Baik hasil positif dan negatif sebaiknya dipelajari kelebihan dan kekurangan agar hasil di pasar yang sesungguhnya dapat dimaksimalkan.

6. Komersialisasi Produk Baru

Tahap yang terakhir dari rangkaian pengembangan produk baru adalah menawarkannya kepada seluruh pasar yang dituju. Produk baru tersebut sebaiknya terus dilakukan monitoring dan dilakukan berbagai evaluasi dari yang ada di lapangan dan perbaikan baik pada produk, target konsumen, harga, promosi, dan lain sebagainya sehingga mampu memaksimalisasi keuntungan yang diperoleh.

http://organisasi.org/langkah-tahap-pengembangan-produk-baru-menciptakan-mengembangkan-barang-dan-jasa

SebeRapa besar peRaN strategi pemasaraN,,,,

pemasaran adalah suatu proses sosial dan manajerial dimana individu dan kelompok mendapatkan kebutuhan dan keinginan mereka dengan menciptakan, menawarkan dan bertukar sesuatu yang bernilai satu sama lain.http://one.indoskripsi.com/judul-skripsi-tugas-makalah/ekonomi-manajerial/strategi-pemasaran-dan-pengendalian-mutu-produk

banyak faktor yang jadi kendala dalam pemasaran,,seperti adanya pesaing,,produk-produk tiruan dengan harga yang jauh lebih rendah,,keadaan masyarakata,,kondisi lingkungan pemasaran,,kondisi ekonomi,politik,sosial dan budaya juga mempengaruhi pemasaran dari suatu produk,,
sehingga dalam pemasaran sangat diperlukan strategi pemasaran

banyak faktor yang terdapat dalam pemasaran,,d'antaranya penawaran,permintaan,pengenalan produk,dan adanya transaksi. dalam pemasaran tidak lepas dari peran strategi pemasaran,,bagaimana cara seorang produsen memperkenalkan produknya,,menawarkan dan mempromosikannya kepada masyarakat luas,,(promosi sendiri merupakan suatu kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk memberitahukan kebaikan produknya dan membujuk pasar untuk membeli produk tersebut),,bagaimana pendistribusian barang,,dan penetapan harga,,( karena pada dasarnya harga merupakan persoalan penting yang dapat mempengaruhi tingkat penjualan dan tingkat keuntungan yang dapat dicapai oleh suatu perusahaan,,( sumber: buku model dan strategi pemasaran;Arif Isnaini)